Sabtu, 05 Juni 2010
SEKEDAR BERBAGI KEGEMBIRAAN..
Dilandasi oleh spirit ayat al Qur’an yang berbunyi: Wa amma binikmati robbika fahaddits (dan adapun dengan nikmat tuhanmu, ceritakanlah!)..maka di sini saya hendak menceritakan kenikmatan yang telah diberikanNya pada kami.
Alhamdulillah, sejak saya mendirikan RBC bulan lalu, kini sudah ada 5 UKM yang menjadi client kami. Mereka adalah :
Restoran Saung Bambooina yang sedang go franchise,
X fried chicken yang sedang kami buatkan nama dan logonya serta sedang kami coaching untuk berdiri,
X fashion yang sedang kami rancangkan nama dan strategi pemasaranya,
F Suhanda motivator yang sedang kami bangun personal brandingnya
Jahe merah cap cangkir mas yang sedang bersiap untuk go internasional
Kami sangat bersyukur atas antusiasme dan sambutan baik para calon konglomerat ini (visi kami adalah untuk menjadikan pengusaha UKM memiliki branding yang kuat seperti para konglomerat). Mudah-mudahan misi kami untuk membantu para UKM tumbuh besar bisa terlaksana, amiin.
Karenanya, khusus bagi client UKM, kami menerapkan charging yang sangat murah, bahkan hingga 95% off dari charge yang kami kenakan kepada korporasi!
Namun karena keterbatasan waktu dan tenaga, maka kami hanya akan membatasi diri untuk menerima 30 client saja..
Begitulah kabar gembira dari RBC, mudah-mudahan memberikan aura positif bagi dunia usaha, khususnya para pengusaha kecil, mikro dan menengah... amiiin.
Selasa, 20 April 2010
Kekuatan Branding Bahkan Bisa 'Menipu' Lidah!
Buat anda yang bergerak di bisnis F&B, ini perlu diwaspadai. Bisa jadi berita baik (bagi yang rasa makanan/minuman produksinya biasa-biasa aja).... tapi juga bisa jadi berita buruk (bagi yang yakin betul kalau produksinya is the best).
Akhir-akhir ini sering kita lihat dan dengarkan sebuah iklan TV untuk produk makanan yang mengusung tagline ‘rasa nggak pernah bohong’... hehe, berdasarkan pengalaman saya membuat blind test, saya berani bilang sebaliknya: Rasa pun bisa bohong! Lidah pun bisa ditipu oleh kuatnya image dan persepsi yang dilakukan oleh branding activities.
Begini ceritanya:
Dulu, ketika menangani sebuah brand margarin terkenal, kami melakukan blind test untuk mengukur tingkat rasa yang diinginkan konsumen. Nah, dalam blind test itu ternyata konsumen lebih menyukai rasa margarin yang sama sekali nggak terkenal.. dan kami cukup khawatir atas hal ini. Namun anehnya, ketika kami memberi label pada sample margarin yang mereka cicipi itu, mereka langsung bilang bahwa margarin kamilah yang lebih enak! Haha... hal ini mengingatkan saya pada kasus blind test dua merk minuman bersoda dari Amrik sono..yang hasilnya pun mirip seperti itu.
Lantas, ketika saya mengajar di Ubhara Surabaya, hal ini pun kembali terulang. Saat itu saya menanyakan kepada para mahasiswa, rokok apa yang mereka sukai, dan yang mengaku fanatik pada merk rokok tertentu. Nah, di depan kelas, mata mereka kami tutup, dan seluruh kelas bisa tahu... bahwa lidahnya bisa kita tipu dengan branding...sebab ketika dalam mata tertutup itu dia kami berikan berbagai macam merk rokok, ternyata dia tak bisa mengenali rokok yang katanya dia fanatikin itu!
Nah, sekarang.. bila produk anda kurang enak di lidah...jangan khawatir...branding yang terencana dengan baik, dan dilakukan dengan benar sesuai strategi...akan mampu melambungkan produk anda yang biasa-biasa saja itu menjadi merk favorit yang dipuji sebagai makanan/minuman “paling enak di dunia” oleh konsumen.
Sebaliknya, bagi anda yang saat ini super duper yaqin haqqul yaqin kalau produk anda adalah yang ternenak di dunia ini, waspadalah...! Bisa saja suatu saat produk anda itu akan kehilangan pasar dan dilupakan orang..persis dengan merk margarin yang saya ceritakan di atas: merk tersebut kini nggak pernah kelihatan lagi di pasar, meskipun dalam blind test dia menang...
Itulah kehebatan akibat suatu branding activities...meski terkesan ‘mahal’ dan ‘buang duit’.. sebenarnya dia adalah investasi!
ok, happy branding!
Senin, 12 April 2010
Bagimana Mempromosikan Retail Business..?
Baru-baru ini saya mendapat kepercayaan dari seorang pemilik rumah makan untuk menangani promosi gerainya dengan tujuan yang ambisisus: meningkatkan penjualanya hingga 2x lipat dari biasanya. Bisakah..?!
Bila anda memiliki toko, resto, distro, warung, hotel, cafe, salon, kios... maka anda sedang bergerak di bidang retail buisness. Nggak peduli seberapa besar ukuraan outlet yang anda miliki. Sebesar Makro, caffefour, atau sekecil konter jualan pulsa hape di pinggir jalan.
Kebetulan saya pernah menangani promosi sebuah dept.store terkemuka selama 2 tahunan.. dan mereka telah memiliki kalender promosi selama 1 tahun penuh....: kapan diadakan jumbo/big sale, kapan diadakan promo untuk fashion collection...kapan diadakan promo untuk home collection...kapan ada event untuk loyal customer.
Apa tujuan pembuatan kalender promosi itu..? Untuk selalu ‘meramaikan’ toko agar sales meningkat terus sepanjang tahun...
Pada dasarnya, retail business promotion bersifat localized, sehingga sangat bergantung penjualanya pada penduduk sekitarnya. Hal ini membuat target marketnya pun bisa sangat spesifik secara demografis..sehingga bisa efisien dalam berpromosi (tentunya bila dilakukan dengan benar dan terarah).
Sumber penghasilan retail business bisa berasal dari front sales maupun back end sales... nah, yang terakhir ini biasanya disebut sebagai loyalty management.
Tentu, tiap jenis retail business punya karakteristik penjualan sendiri, seperti misalnya fashion yang harus selalu berubah mode atau restoran yang harus selalu menciptakan menu of the month just for the sake of promotion.
Jadi, sudahkan anda membuat kalender promosi anda..?
Ingat, konsumen itu orang yang sibuk dengan persoalan mereka sendiri. Maka kita harus mampu menarik perhatian mereka sejenak, agar mau ‘menengok’ ke toko kita... lalu setelah itu kita pun mulai ‘membujuk’ mereka untuk membeli dengan materi POS dan pelayanan yang helpful.
Selamat berjuang!
Selasa, 30 Maret 2010
Campaign yang Terarah Terbukti Bisa Melejitkan Penjualan Hingga Lebih dari 10x lipat!
Kesimpulan ini saya dapat justru ketika menangani brand kecil, sebuah brand jamu lokal Jatim. Mereka pertama kali bertemu saya hanya memiliki budget kampanye 80 jt untuk setahun. Kecil, karena saya biasa menangani brand dengan budget milyaran sebelumnya (Rinso, Axe, Lifebuoy, Gudang Garam dll.).
Setelah saya pelajari dengan seksama, saya usulkan dengan setengah memaksa (kalo bahasa inggrisnya tuh strongly recommended) untuk melakukan education campaign dulu mengingat bentuk jamunya itu kapsul dan pada saat itu (tahun 1998) masih hrus mendobrak pasar. Keadaan pasar masih belum terbiasa dengan modern jamu seperti itu.
Dengan budget yang sedemikian, saya usahakan bisa beriklan di TV selama setahun.
Loh, kok bisaa??!!
Tahun 1998 adalah tahun resesi, di mana banyak perusahaan memotong budget mereka. Rate iklan di TV pun jadi ikut bergoyang. Hampir semua industri panik. Meskipun tak semua menderita, tapi kepanikan ini sampai membuat harga dollar melejit hingga 14 000 rupiah waktu itu. Nah, kami memanfaatkan ini untuk melakukan negosiasi harga dengan stasiun TV.
Singkat kata, akhirnya brand tersebut bisa beriklan setiap hari di TV selama 6 bulan..hanya dengan budget 40 juta saja! Sisa budget kami alokasikan untuk iklan cetak dan materi lain yang semuanya mengusung tema yang sama: edukasi manfaat produk.
Dengan mempertimbangkan budget, brand lifecycle, kondisi ekonomi makro, peta persaingan dan consumer insight, maka kampanye pun berjalan terararh, on budget, dan menampakkan hasilyang nyata.
Setahun telah berlalu... dan di tahun berikutnya client tersebut kembali kepada kami dengan membawa budget promosi sebesr 1M, Wow!! Dari budget 80 jt ke 1M...lebih dari 10x lipat....yang artinya, sales nya pun juga mengalami penggandaan yang serupa...
So, sebelum melakukan suatu kegiatan berpromosi (sekarangsih istilahnya marcomm), pertimbangkan dulu berbagai elemen seperti yang telah saya sebut di atas.. agar campaign berjalan terarah dengan benar..dan mencapaihasil maksimal!
Kamis, 18 Maret 2010
Penjualan Anda mengalami Stagnasi? Mungkin Karena Brand Lifecycle nya!
Hari libur kemarin lusa (Selasa) saya menyempatkan diri untuk mengunjungi salah satu pengusaha minuman herbal yang sedang tumbuh pesat.. di mana saat itu beliau sedang menggenjot kemampuan produksinya karena permintaan yang membludak. Malah, beberapa agen harus inden untuk memperoleh barang...hebat!
Saya perkirakan, brand minuman herbal tsb. sedang mengalami masa pertumbuhan, sehingga akan terus meningkat hingga sampai ke puncaknya. Entah setahun atau dua tahun lagi tergantung sikon dan effort pemilik brand. Tapi, jangan kaget kalau setelah itu brand tsb akan mengalami stagnasi...lalu kemudian mengalami degradasi! Laah...kok mlah nakut-nakutin siiih?!
Bukan menakuti, tetapi itulah keadaan alami yang akan dihadapi. Itulah yang disebut brand lifecycle. Sama persis seperti manusia, maka brand juga memiliki siklus kehidupan yang menyerupai grafik fungsi sinus.
Lantas, kenapa dong ada brand yang udah berumur puluhn tahun namun tetap eksis dan bahkan menguasai pasar...? Nah, di sinilah bedanya brand dengan manusia!
Kalau manusia udah uzur dan pasti akhirnya mati, maka brand bisa diusahakan sedemikian rupa sehingga ia bisa kembali naik dan mengalami masa-masa jayannya kembali. Usaha ini biasa disebut brand rejuvenation...
Anda mengenal Lifebuoy? Lux? Disney? Cocacola? Itu brand yg sudah puluhan tahun usianya...namun karena keberhasilan mereka dalam meremajakan brand, maka rasanya kok masiiih saja up to date!
So, klau suatu saat brand anda telah mengalami stragnasi, penjualan gitu-gitu aja atau bahkan menurun...mungkin memang sudah saatnya diremajakan!
Sabtu, 13 Maret 2010
Membangun Brand itu Seperti Memelihara Seorang Anak..
Kemarin saya ketemu dengan seorang pelaku usaha garmen yang mengaku masih level UKM.. tapi omzet per bulannya sudah mencapai angka 300jt/bl dengan jumlah karyawan 50 orang. Dia masih muda, educated, dan memasuki dunia usaha dengan cara trial & error... mengalami banyak kegagalan sebelum akhirnya mencapai titik keberhsilan pada hari ini.
Dia telah memiliki sebuah brand dengan core yang menurut saya sudah benar, logo yang sesuai dan packaging yang sudah cantik. Tanpa disadarinya, dia telah meletakkan pondasi bagi berkembangnya sebuah brand...
Dia agak terkesima ketika saya jelaskan, bahwa membangun brand itu hampir mirip dengan melahirkan dan memelihara serta membesarkan seorang anak. Gimana mungkin...? Katanya. Lalu saya jelaskan, bahwa bila seorang anak punya nama, kepribadian, image, dan peran dalam kehidupan.. maka demikian pula lah sebuah brand!
Brand yang dibangun dengan benar melalui materi marcomm serta branding yang terintegrasi, dengan strategi yang cerdas dan tepat, maka suatu saat ia pun akan berada di tengah target marketnya dengan memiliki kepribadian yang kuat, positioning yang tepat...dan pada akhirnya mampu bertahan serta memiliki brand value yang tinggi.
Brand yang dibangun dengan baik, akan menjadi asset perusahaan yang nilainya bahkan BISA lebih besar dari nilai perusahaan itu sendiri! Banyak contoh kasus seperti ini, misalnya cocacola dan disney.
Bran yang telah memiliki nilai yang tinggi juga akan bisa di leverage ke anak-anak brand yang berikutnya, dengan sejak awal merencanakan brand architecture nya....
So, tumbuhkanlah brand anda dengan perencanaan yang matang...sebagaimana anda merancang masa depan putra/putri anda...agar kelak ia tumbuh besar, sehat, berkepribadian yang kuat...dan pada giliranya akan memiliki ‘nilai’di mata masyarakat sekitarnya!
Langganan:
Postingan (Atom)