Minggu, 26 Maret 2017
Branding & E branding
Branding is the philosophy of
changing minds
Brands
are not built in a factory, Brands are built
in the mi
E
Branding = Cyber Branding
E
branding is all about being the best
find
our Micro world and become its leader
THE
VIRTUAL world of the Internet is just an electronic mirror of the real world
Rabu, 02 Mei 2012
4 CLASSIC BRANDING MISTAKES & HOW TO AVOID THEM
A guest blog post by Laura Clarke.
Company branding that is not 100% consistent could be losing you money. However, it’s something that could easily be put right with the help of brand-management software.
Here are a few tips to prevent the worst mistakes that attribute to the loss of brand identity.
Make sure company colors, logos, and images remain the same.Multimillion dollar companies do not become such by changing theirbranding—they stick with it. Take Coca-Cola, for instance. You will never see them changing their colors. The red that adorns every drink, billboard, and TV campaign makes Coca-Cola familiar to consumers. Businesses that use software with digital asset management can easily share all approved logos, images, and documents, and help improve consistency within the brand.
Do not create bland marketing documents with no brand identity. Use your documents to really sell your brand. Insert logos, the right typeface, and images. By using Web-to-print software templates, businesses quickly can perform these time-consuming tasks and create documents that can be saved and edited.
Put a system in place that unites the whole company. Whether a company has locations throughout one country or the world, the brand needs to remain constant. It is easy for different strands of the same brand to be loosely related, but by having a definite link, the familiarity factor suddenly goes global. By having Web-based software, the brand database of accepted material can be accessed from anywhere and unite a company’s products throughout the world.
Do not completely limit access to brand material. Doing that will only waste valuable time as authorization will have to be given for the use of brand logos, images, and documents. That could also lead to the scrapping of official brand material to avoid the lengthy authorization process. With brand-management software, different levels of accounts can be set up, so employees have all the tools to create documents that incorporate the company branding but cannot access anything not relevant or needed for their position.
By following the above guidelines and investing in brand-management software, the value of your business can increase by 20% or even higher. In brand management, such simple changes as investing in software can mean a world of difference to the growth and future of your company.
Laura Clarke is a freelance writer.
Selasa, 18 Oktober 2011
BRAND DEFINITION
Senin, 19 September 2011
CONTOH IDE KREATIF YANG “MEMBUNUH” BRAND FEEL
Dulu, ketika masih menjadi copywriter junior, saya sering bete sama boss & client karena ide yang kami (saya & partner) anggap kreatif, ditolak mentah-mentah. Dan saya yakin, hingga detik ini pun masih banyak insan kreatif yang merasakan hal yang sama!
Tapi, setelah kini saya banyak berkecimpung di dunia brand planning, saya jadi bisa mengerti mengapa ide yang ‘gila’ yang ‘unik’ dan ‘kreatif’ terkadang membahayakan terhadap salah satu brand building block yang bernama “Brand Feel”
Salah satu contoh materi iklan TV yang masih tayang saat ini dan membuat saya “ilfil” sama brand nya adalah pembersih WC berinisial H. Gimana enggak, coba?! Wong lagi enak-enak nonton TV sambil mengunyah jajanan Solo, eeeh...malah disuguhin gambar lobang WC kotor yang sangat menjijikkan. Bikin ga bisa nelen, bikin sebel, bikin saya antipati dengan brand tersebut!
Emang sih saya jadi nyadar bahwa ada pembersih WC bernama H (ini produk baru), yang berarti bahwa awareness of thr brand sudah terbangun dengan baik, dan ini berarti pula bahwa salah satu tujuan launching sudah tercapai. Tapi....apa gunanya awareness kalau orang tidak simpatik?!
Banyak keyakinan di kalangan para marketer dan praktisi marcomm bahwa konsumen memilih suatu brand berdasarkan pendekatan HOT/emosional, meskipun konsumen selalu merasa dirinya logis. So, kalau brand feel tidak positif, maka di masa depan brand akan kehilangan simpati dari pelanggan...dan akhirnya, bisa ditebak, brand akan kehilangan share sedikit demi sedikit oleh brand yang lebih simpatik di mata konsumen.
Inilah mungkin yang menyebabkan mengapa pendekatan kreatif yang bersifat positif lebih gampang dijual ke klien!
Meski begitu, tetap ada saja pendekatan kreatif positif yang pada eksekusinya malah “menjatuhkan” kepentingan brand building.
Mau contoh?
Ingat iklan TV mi instan tentang “cerita kenangan bersama ayah?” di situ diceritakan bagaimana setiap nonton bola sang ayah selalu memasak semangkok mi untuk dimakan berdua anaknya. Tapi kemudian sanga ayah meninggal...
Setiap kali iklan itu tayang, saya berujar kepada anak-anak:
“tuuuh...!! bapaknya kebanyakan makan mi instan...mati deh...! Makanya, jangan keseringan makan IND###MIE!”
Halah, wong ngiklan maksudnya jualan kok malah menjadi sarana ibu-ibu menasehati anaknya supaya ngga makan itu mie ya??!!
Waduh!
Minggu, 13 Maret 2011
LAUNCHING EBOOK HOW TO BUILD YOUR OWN AGENCY
HOREEE...BUKUNYA DAH SELESAI..!
Alhamdulillaaaah....!
Akhirnya disela-sela kesibukan yang bikin kepala cenat-cenut ini, akhirnya kelar juga deh eBook HTBYOA (How To Build Your Own Business)..!
Isinya tambah banyak dari rencana: saya menambahkan 2 bab dan 1 lampiran...
Ayo...yg sudah indent silahkan segera dipakai ya voucher diskonnya?! Jangan lupa mencantumkan nomer voucher diskon anda pada saat konfirmasi ok?
Yg belum daftar pada saat pre- launch...terpaksa bayar dengan harga full..! hahahaha...
Nah, semoga dengan keluarnya buku ini, perusahaan periklanan di Indonesia jadi makin banyak, makin ramai, termasuk yang di daerah-daerah...biar pada tahu "the rule of the game" orang Jakarte...!
Kapan lagi mo belajar dari praktisi? Wong para praktisi itu biasanya pada sibuk, kerja dari pagi ke pagi lagi, boro-boro nulis buku...! Ngeliat muka anak sendiri aja juarang....! hehehe... bukan curcol loh?!
Oke deh, selamat menikmati..! eh, selamat membaca..!
Tell me when you have critics, tell others when you love it, ok?
Jumat, 11 Februari 2011
TV adv..Efektif kah?
sbg seorang praktisi periklanan yg sdh 21 tahun berkecimpung di industri...sy tidak bisa menjawab ini dg gegabag, krn memang tidak ada jawaban yg mudah..
masalah marcomm adalah masalah yg kompleks, dipengaruhi banyak sekali faktor dan selalu ada probabilitas ketidakeefektifan suatu media.
contoh: suatu media plan yg sdh sangat bagus, sudah terbukti efektif dan efisien selama bertahun-tahun... tetapi ada suatu ketika di mana dia menjadi tidak efektid karena berubahnya peta persaingan & kondisi sosial masyarakat..misalnya pesaing melakukan burts launch yg luar biasa tak terduga, makabudget yg sdh kita canangkan menjadi "kelipet" oleh kegiatan pesaing dan akhirnya mempengaruhi performance brand..
memang secara umum TVC masih dianggap aefektif, namun perlu ditinjau kembali untuk kepentingan masing-masing brand...
Materi iklan yg baik juga bisa mempengaruhi efektivitas ikilan di media yg sama. Iklan yg populer, yg disukai, belum tentu lho bisa meningkatkan penjualan..?
Contohnya adalah iklan pasta gigi CU beberapa tahun yang lalu...(itu lho, yg ceweknya kejedot tiang listrik krn sialu lihat gigi si cowok..?)
Iklan tsb sangat populer, tapi sales jatuh. Dicoba lagi karena memang iklan disukai, eh, sales jatuh terus. Terpaksa diganti dg the common rule of old ad...dan sales kembali naik...
Jadi, media yg sama, plan yg sama, keefektifan bisa beda hanya karena materi iklannya beda...
Efektifkah TV Adv...? Tergantung....!
Nunu Andini Bernadi
Author, Speaker, Consultant, Lecturer in
Branding, Marcomm, Advertising, Copywriting, Creativity
http://rightbrainconsulting.blogspot.com
http://copywritingskill.com
http://naskahiklan.blogspot.com
masalah marcomm adalah masalah yg kompleks, dipengaruhi banyak sekali faktor dan selalu ada probabilitas ketidakeefektifan suatu media.
contoh: suatu media plan yg sdh sangat bagus, sudah terbukti efektif dan efisien selama bertahun-tahun... tetapi ada suatu ketika di mana dia menjadi tidak efektid karena berubahnya peta persaingan & kondisi sosial masyarakat..misalnya pesaing melakukan burts launch yg luar biasa tak terduga, makabudget yg sdh kita canangkan menjadi "kelipet" oleh kegiatan pesaing dan akhirnya mempengaruhi performance brand..
memang secara umum TVC masih dianggap aefektif, namun perlu ditinjau kembali untuk kepentingan masing-masing brand...
Materi iklan yg baik juga bisa mempengaruhi efektivitas ikilan di media yg sama. Iklan yg populer, yg disukai, belum tentu lho bisa meningkatkan penjualan..?
Contohnya adalah iklan pasta gigi CU beberapa tahun yang lalu...(itu lho, yg ceweknya kejedot tiang listrik krn sialu lihat gigi si cowok..?)
Iklan tsb sangat populer, tapi sales jatuh. Dicoba lagi karena memang iklan disukai, eh, sales jatuh terus. Terpaksa diganti dg the common rule of old ad...dan sales kembali naik...
Jadi, media yg sama, plan yg sama, keefektifan bisa beda hanya karena materi iklannya beda...
Efektifkah TV Adv...? Tergantung....!
Nunu Andini Bernadi
Author, Speaker, Consultant, Lecturer in
Branding, Marcomm, Advertising, Copywriting, Creativity
http://rightbrainconsulting.blogspot.com
http://copywritingskill.com
http://naskahiklan.blogspot.com
Senin, 07 Februari 2011
BAGAIMANA CARA MEMPERLUAS PEMASARAN?
Assalmu alaikum...
Waduh...lama sekali saya nggak 'ngurusin' blog yg satu ini, karena saya lagi sibuk membangun bisnis baru di Surabaya...
Postingan ini pun sebenarnya jawaban saya pada seorang penanya di milis yang saya ikuti. Nah, karena saya rasa relevan dgn blok ini, ya saya posting aja!
Monggo...dibaca...
Ibu bertanya "Bagaimana Caranya Memperluas Pemasaran Produk Saya?"
Pertanyaan ibu Vinni ini jawabnya tidak sederhana, karena untuk membuat marketing plan, dibutuhkan informasi terlebih dahulu sebelum bisa memberi rekomendasi.
Memperluas Pemasaran,apa artinya? Apakah memperluas distribusi? Meningkatkan Sales? Membangun merk yang kuat? Atau apa?!
Banyak orang awam masih belum bisa membedakan antara pemasaran (marketing) dan penjualan (selling).
Dalam dunia marketing, penjualan hanyalah salah satu elemen saja, karena marketing secara luas bertujuan untuk memasarkan suatu brand/merk agar memiliki nilai di mata konsumen. Tentu saja pada akhirnya, semua itu bermuara pada sales/penjualan,namun tujuan pemasaran BUKAN HANYA ITU SAJA. Karena sebuah merk yang telah memiliki nilai, akan bisa dijual tanpa anda harua menjual produk!
Kembali ke judul: apakah maksudknya memperluas jaringan distribusi? Kalau ya, maka kegiatan akan lebih banyak difokuskan pada pemberian insentif distributor dan bantuan pull out melalui iklan/promosi.
Ketika saya menangani produk-produk UNilever, saya banyak terlibat dalam pembuatan tools bagi salesman sebagai ujung tombak pembuka jalan distribusi. Biasanya kami menyediakan sales folder yang merupakan "senjata" bagi sang salesman untuk memasukkan barang mereka ke outlet/toko.
Dalam sales folder tsb.ada distributor promo, advertisement plan dll. yang intinya untuk memberi insentif pada pengecer. Kegiatan ini yang saya sebut sebagai kegiatan pemberian insentif bagi distributor tadi.
Nah, sekarang bagaimana membantu pull out?
Dalam dunia komunikasi pemasaran (marcomm) ada kredo bahwa "permintaan bisa diciptakan". So, ciptakanlah! Konsumen kita adalah konsumen yang gila iklan, sangat mudah dipengaruhi, sangat mudah mencoba hal-hal baru. Manfaatkan hal itu.
Tapi iklan kan mahal..?!
Ya, kalau kita bicara medium TV atau koran nasional. Tapi sudahkan anda pertimbangan iklan radio? Internet? WOM? Semua itu sangat murah bahkan bisa free!
Memperluas pemasaran juga membutuhkan analisa mendalam dari produk/jasa/brand yang akan anda jual...seperti:
analisa kompetitif di bidang harga, kualitas produk, persepsi konsumen, kegiatan pesaing, insentif distributor dll.
Hehe...ribet ya?
Semoga memberi pencerahan
Wassalamu alaikum,
Langganan:
Postingan (Atom)